Kesempatan Emas Memulihkan Manajemen Kelabu Menjadi Putih

Negeri kita merupakan hamparan dan harapan hidup sejahtera, tenteram dan damai bagi seluruh rakyat Indonesia. Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ruah, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang penuh potensi, menjadi prasyarat percepatan tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama sejak negeri ini berdiri dan merdeka.

Generasi terus berganti, namun cita bersama tersebut tak kunjung nampak dengan baik dan jelas. Karena pengatur proses menuju sasaran dan tujuan menggunakan kaca mata abu- abu. Maka semua selalu terlihat abu- abu pula.

Ketika generasi tua telah berlalu dan digantikan generasi yang relatif lebih muda untuk memegang tampuk pemerintahan, ternyata masih tetap sama. Memerintah dengan manajemen abu- abu. Keabu- abuan ini dibuktikan oleh pendapat yang menyatakan adanya kebocoran 30 % anggaran belanja negara. Itu baru keadaan start. Belum dilevel operasionalnya. Tak dapat dilukiskan betapa runyamnya keadaan ditingkat implementasi pelaksanaan kerja pembangunan bangsa dan negara. Mengakibatkan sebagian besar perencanaan, realisasinya berjalan terseok- seok. Terlebih pada masa sekarang. Dibawah pemerintahan SBY.

Gaya kepemimpinan SBY yang sangat bernuansa demokratik telah disalah gunakan oleh bawahannya. Pemberian wewenang melalui mekanisme pendelegasian yang tertuang didalam tupoksi masing- masing jabatan dijadikan kesempatan untuk merekayasa format perencanaan pembangunan. Tak pelak lagi manakala semua tingkah polah miring ketahuan dan mencuat kepermukaan, ramailah keadaannya seperti sekarang ini.

Kongkretnya persoalan, salah satunya melalui kasus Nazaruddin yang melibatkan banyak pejabat lain turut andil berpolah tingkah miring, mengakibatkan kegemparan diseantero negeri. Sampai kepelosok- pelosok desa menjadi tahu karena ada mendengar semuanya dengan jelas melalui media masa yang ada. Sehingga dimata masyarakat luas, polah tingkah miring pemegang kebijakan publik ini sangat tidak memuaskan.

Kini dengan tertangkapnya Nazaruddin dan kepulangannya ketanah air, memberikan kesempatan emas untuk dapat memulihkan manajemen kelabu menjadi putih. Dalam arti apabila anggaran belanja negara kebocorannya dapat disumbat, diharapkan keadaan akan menjadi lebih baik. Kemampuan negara dalam membangun kesejahteraan bagi seluruh rakyat akan sehat dan kuat. Roda pembangunan akan berjalan normal. Dapat memenuhi apa yang telah ditargetkan dalam perencanaan.

Sebaliknya apabila momentum kasus Nazaruddin tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, maka manajemen abu- abu akan terus berlanjut. Maka salah satu upaya untuk mencegah hal tersebut, marilah bersama- sama mendukung berhasilnya penuntasan kasus Nazaruddin ini, intinya penjagaan ketat dan perlindungan terhadap keselamatan diri dan bukti fisik yang dimiliki Nazaruddin harus bisa diselamatkan. Kotak Pandora ada pada dri Nazaruddin. Diharapkan dengan terungkapnya jaringan skandal korupsi ini paling tidak akan membuat bangsa dan negara dapat terhindar dari gangguan para tikus- tikus yang selalu ingin merogoh isi dompet uang negara.

 

Tinggalkan komentar