Awal 2024 Suhu Politik Menghangat?

Selama beberapa waktu terakhir ini saya tidak menulis atau mencatat tentang perkembangan perpolitikan di dalam negeri tercinta ini. Namun ironisnya justru disebabkan oleh terlalu banyaknya mendengarkan atau membaca berita tentang politik. Utamanya yang berkaitan dengan Pemilu 2024.

Seperti telah diketahui, bahwa Pemilu 2024 adalah pemilu serentak. Artinya Pilpres dan Pileg dilakukan pada waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan. Pada kali ini saya membatasi pembicaraan hanya kepada Pilpresnya saja. Alasannya karena Pilpres 2024 ini tidak kalah menariknya seperti penyelenggaraan Pilpres pada sebelum- sebelumnya, sehingga perlu untuk dicatat dan dipahami.

Ada tiga pasangan Calon (Paslon) Capres dan Cawapres yang telah terdaftar secara resmi di KPU, yakni: paslon dengan nomor urut 01 diisi oleh pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, paslon dengan nomor urut 02 diisi oleh pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, kemudian paslon dengan nomor urut 03 diisi oleh pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Ketiga paslon Capres dan Cawapres tersebut kini masing- masing telah menapaki tahapan kampanye keseluruh wilayah NKRI.

Nah, pada tahapan proses kampanye yang akan berakhir pada tanggal 11 Februari 2024 inilah telah banyak terjadi peristiwa yang hiruk- pikuk. Mengharu- biru pikiran dan perasaan publik. Berbagai macam kisah dikabarkan dan disebarkan ke (ruang) publik yang notabene adalah sebagai calon pemilih suara pemilu 2024. Baik melalui acara kampanye langsung maupun melalui media- sosial.

Tentu saja kampanye bertujuan untuk memperkenalkan diri dan meraih hati rakyat yang memiliki hak pilih. Agar masing- masing paslon dapat mengumpulkan dan mengelola suara keterpilihannya (elektabilitas) sampai dengan memiliki suara terbanyak untuk dapat memenangkan pemilu.

Ditengah- tengah berjalannya tahapan kampanye sering terjadi kegaduhan atau cekcok dilapangan. Rata- rata disebabkan karena kesalah- pahaman. Namun benturan fisik antar pendukung sampai dengan hari ini boleh dibilang sangat jarang terjadi. Kalaupun terjadi kegaduhan, hanya terjadi di media sosial. Sangat ramai dan tajam. Karena masing- masing akun dapat mengutarakan opini dan saling berkomentar satu sama lain dan atau antar pendukung. Ini paling seru dapat dilihat di Twitter atau X kalau sekarang. Juga melalui You Tube, dimana banyak Youtuber membuat konten pembahasan tentang politik yang melibatkan narasumber berkompeten dibidangnya masing- masing.

Selain itu, ramainya pembicaraan tentang siapa dan bagaimana jati diri masing- masing Paslon Capres dan Cawapres di picu oleh adanya acara Debat Capres dan Cawapres yang di tayangkan langsung melalui Siaran Televisi. Sampai hari ini acara debat ini adalah yang ke-empat. Jadi kurang satu kali lagi yang masih ditunggu pagelarannya.

Kesemuanya tersebut diatas menurut saya, dapat dijadikan sebagai pendidikan politik bagi seluruh rakyat Indonesia. Agar supaya semua melek politik, sehingga dapat berpartisipasi aktif dan menggunakan hak pilihnya sesuai hati nuraninya untuk memilih calon pemimpinnya. Dalam hal ini tentu paslon Capres- Cawapres siapa dengan nomor urut berapa, seperti yang disebutkan diatas.

Ada hal yang lebih penting lagi untuk diperhatikan pada penyelenggaraan pemilu lima tahunan, tak lain adalah agar tetap dijaga persatuan dan kesatuan bangsa. Siapapun yang terpilih menjadi pemimpin semua harus menerimanya dan rukun kembali. Berjalan bersama- sama membangun dan memajukan bangsa dan negara dengan cara guyub dan rukun berdasarkan Pancasila dan UUD’45.

Saya ucapkan selamat berpesta Demokrasi! Semoga Pemilu 2024 terselenggara dengan aman dan lancar. Berlangsung dengan jujur dan adil. oOo

Merayakan Idhul Fitri 1443 H. dengan Lebih Lega

Kali ini, tahun ini –Mei 2022– warga yang merayakannya dapat legaan dikit. Betapa tidak, tahun- tahun sebelumnya mudik tidak bisa dilakukan. Itu karena Pandemi Covid-19 masih berkecamuk.

Warga yang mudik atau pulang kampung untuk berhari raya Idhul Fitri sudah tidak perlu jalani Karantina lagi. Sudah tidak dikenakan PPKM lagi. Hanya cukup menjalani Protokol Kesehatan dan menunjukkan Kartu Vaksinasi. Test Sweb hanya kalau diperlukan saja.

Pandemi Covid di Indonesia sudan menurun drastis angka kejadiannya. Namun demikian Presiden Jokowi tidak keburu menyatakan sudah boleh buka Masker. Tidak perlu latah seperti negara- negara lain yang sudah menyatakan lepas Masker lebih dahulu, tapi kemudian diketahui angka kejadian positifnya meningkat lagi.

Sehingga pada kesempatan ini, tidak lupa saya ucapkan Selamat Hari Raya Idhul Fitri, maaf lahir dan batin. Semoga Indonesia segera benar- benar terbebas dari Pandemi Covid-19 dan dapat berkarya dan atau membangun lagi demi kemajuan yang telah dicita- citakan sebagaimana disebutkan dalam Konstitusi. Membangun masyarakat yang adil dan makmur. Masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Amiinn.

Ber- aktivitas Ditengah Pandemi Covid-19

Praktis sejak awal bulan Maret 2020 lalu, Indonesia mulai memberlakukan Status Darurat Covid-19. Presiden Jokowi, mengambil langkah Kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)– berlaku serentak di seluruh wilayah NKRI.

Warga masyarakat relatif dibatasi geraknya. Dianjurkan lebih banyak diam dalam rumah masing-masing. Tidak boleh keluar rumah, kecuali sangat mendesak. Itupun diwajibkan untuk menggunakan Protokol Kesehatan: Memakai Masker standar dengan benar, Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan Menjaga jarak minimal 1–2 meter.

PSBB diterapkan untuk menindak lanjuti anjuran WHO, bahwa Kepala-kepala Negara agar segera bertindak cepat dan strategis guna menahan laju angka penyebaran penyakit wabah, Covid-19.

Tak ayal lagi, Pemerintah Indonesia dengan sigap dan kompak merevisi anggaran untuk menanggulangi wabah penyakit Virus yang sampai saat ini dianggap ganas dan belum ada obat yang secara langsung dapat membrantas kuman virus baru, Covid-19. Membentuk Tim Satgas Covid-19 tingkat pusat sampai ke daerah-daerah, sampai ke tingkat desa-desa. Memberi bantuan-bantuan berupa logistik dan keuangan kepada warga masyarakat kelas menengah kebawah.

Setelah beberapa bulan, dievaluasi. Sampai disini terasakan bahwa kehidupan sosial-ekonomi rakyat mengalami tekanan. Sebab banyak perusahaan dan usaha-usaha lainnya yang tutup kantor. Banyak karyawan atau pekerja atau kaum Buruh yang terkena PHK.

Status ekonomi rakyat biasa turun drastis. Belanja harian untuk keperluan makan dan minum nyaris tidak menyukupi. Hubungan sosial-ekonomi seakan betul-betul mandeg.

Timbul masalah baru, biaya rutin rumah tangga, seperti pengeluaran utk iuran Listrik, air, biaya anak sekolah, cicilan atau angsuran kredit, dll. mulai tidak terbayarkan.

Kebijakan subsidi-subsidi lainnya mulai segera dikucurkan oleh pemerintah. Sampai disini, pemerintah berfikir keras. Kemudian setelah membaca sikon dilapangan, mengambil langkah-langkah alternatif. Mengambil kebijakan untuk mencoba hidup berdamai dengan Covid-19, yakni melalui penerapan Pola Hidup New Normal. Warga boleh beraktivitas-kegiatan seperti biasanya tetapi diwajibkan untuk menjaga –melindungi– diri dari resiko ketularan Covid-19 dengan cara melaksanakan Protokol Kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pada beberapa bulan terakhir ini, dimasa warga masih tetap dianjurkan untuk tetap memegang dan melaksanakan Protokol Kesehatan saat beraktivitas diluar ruangan atau rumah, pemerintah tampak berupaya keras untuk mencari obat penangkal dan atau Vaksin nya.

Disamping itu, pemerintah berusaha sekeras-kerasnya untuk mengadakan pemeriksaan –Test Covid-19– secara lebih masif menggunakan peralatan yang lebih handal dan berkemampuan lebih besar.

Semoga upaya dan usaha yang dilakukan oleh pemerintah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Serta tetap mendapatkan dukungan oleh seluruh lapisan masyarakat kita.

Mari tetap menggunakan Masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, serta tetap menjaga jarak aman saat berkegiatan diluar rumah.

Berkunjung Ke-Warkop Langganan

Sudah terlalu lama tidak keluar rumah. Tapi bukan berarti tidak sama sekali keluar rumah. Orang hidup tidak bisa mengurung diri dalam ruangan rumah terus- menerus. Pasti ada kegiatan luar rumah.

Saya maksudkan lama tidak keluar rumah disini adalah, ketika kita keluar rumah atau katakanlah bepergian dengan tujuan tertentu. Bepergian untuk mengurus suatu pekerjaan atau urusan. Lalu setelah urusan pekerjaan atau urusan yang kita urus selesai, kemudian ada keinginan melakukan kunjungan kuliner. Makan atau minum diwarung makan atau sekedar singgah ke warung kopi ( Warkop) sejenak. Inilah yang saya maksud dengan keluar rumah tersebut diatas.

Dulu ketika belum ada musim corona seperti sekarang, saya ajeg singgah ke- Warkop langganan saya. Disana bebas menemui kenalan atau teman. Tentu tidak pakai APD Wabah Corona. Bebas berbicara, tukar pikiran dan informasi. Karena banyak hal yang bisa didapat dengan pertemuan di warkop beginian.

Diwilayah dan budaya wong cilik, tidak asing sama sekali dengan aktivitas yang namanya ‘Mampir Ngopi’ dahulu disela- sela melakukan aktivitas harian-nya. Serasa tidak afdol kalau keluar rumah kemudian tidak singgah ngopi dahulu di Warkop Langganan. Orang Jawa bilang, orang kan perlu ‘Srawung’ hahah.. mungkin dimaksudkan perlu bergaul basa-basi sama teman dan kenalan diluar rumah. Asyiek sekali memang acara ngopi itu. Bahkan ada yang memplesetkan, bahwa ‘Ngopi’ itu adalah ‘Ngolah Pikiran’.

Tapi sekarang, tidak bisa lagi sembarangan keluar rumah lalu pergi ke Warkop untuk ngopi seperti dulu lagi. Banyak yang harus diperhitungkan. Mengingat Pandemi Corona masih meluas dan masif seperti sekarang.

Misalnya kemarin, saat saya beraktivitas luar rumah lalu pingin ngopi di Warkop Langganan. Yah tentu di kota Pisang ini, kota Kab. Lumajang- Jawa Timur. Pertama melihat dari jauh apakah pengunjungnya berjubel atau tidak. Kali ini, saya melihat oh.. kok banyak sekali orang yang duduk dalam warkop, tidak pakai Masker, tidak jaga jarak, dan tidak ada cuci tangan.

Saya sempat mendekat dan mengitari Warkop. Tidak ikut masuk kedalam, apalagi terus ikutan duduk. Cuman didinding luar, gunakan masker, jaga jarak, dan mencari tempat cuci tangan yang ada didekat Warkop. Bincang- bincang dgn teman yang kebetulan juga diluar ruang Warkop. Hmm.. cuman setengah jaman lalu saya undur diri dan bergegas pulang.

Diperjalanan pulang, saya berfikir terus. Kenapa mereka teman- teman dan kenalan di Warkop kok adem ayem semua. Tidak mengindahkan Protokol Kesehatan sama sekali. Sejauh itu aku juga heran, belum pernah terdengar bahwa orang diseputaran Warkop Langganan tsb yang diberitakan ada yang terpapar positif (+) Corona. Apa faktor keberuntungan aja ya. Hmmmchhh…

Ayo Pakai Masker

Dihalaman depan suatu kantor Polsek, terpampang tulisan besar-besar: ‘Ayo Pakai Masker’. Terus, disitu ada gambar pak Polisi dan Tentara yang berbadan tegap-tegap sedang memakai Masker Kain.

Melihat itu semua, kontan pikiran saya melayang. Membayangkan para dokter dan petugas kesehatan yang biasa memakai masker. Dan tidak terasa saya pun bergumam, “Iya, itukan dulu. Sekarang, di tengah pandemi Corona yang masih menjalar sampai hari ini dimana-mana, pemakaian masker bukan di monopoli petugas kesehatan saja. Tapi sudah merata dan biasa dipakai juga oleh orang awam. Orang biasa. Semua orang, diwajibkan menggunakan masker, guna mencegah penularan penyakit Virus Corona Baru, yang bernama Covid-19”.

Negara Indonesia, sejak Februari 2020 lalu sudah terjangkit wabah Corona ini, sampai sekarang belum reda juga. Setiap hari terpapar baru angkanya tinggi, kisaran 1500 s/d 2000 lebih. Duh..sangat memprihatinkan.

Meskipun demikian, ternyata banyak ditemui bahwa warga masyarakat masih banyak yang tidak memakai masker ketika berada diluar rumah atau perjalanan. Entahlah mengapa itu bisa terjadi. Mungkin karena ketidak tahuan atau ketidak mengertian saja, maka mereka abai. Ini tugas penyuluh kesehatan untuk memberikan pengertian dan pemahaman. Namun bagi yang sudah paham tapi masa bodo, wah ini yang sulit diingatkan. Mereka memang bandel-bandel dan sembrono.

Yah, pokoknya yang penting sekarang itu, semestinya marilah saling menjaga dan mencegah sebaran wabah ini, agar negeri ini cepat aman dari ancaman penyakit wabah yang berbahaya. Tidak ada cara lain, kecuali harus mentaati Protokol Kesehatan yang sudah di- instruksikan oleh pemerintah. Antara lain: Pakai Masker, Jaga jarak aman, dan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Hmmchh…

Tiga Tahun Berselang, Gaduh Politik Terus Berlanjut

Dari tahun 2015 sampai 2018 saya tidak giat menulis disini, atau lebih tepatnya mencatat sejarah perjalanan perpolitikan dalam negeri tercinta ini. Entahlah mengapa, padahal setiap hari membaca berita, terutama tentang keadaan ekonomi dan politik.

Tetapi pada hari ini saya berkeinginan untuk menulis beberapa catatan mengenai warna dan pernak-pernik situasi dan kondisi ekonomi dan politik. Hehe, meski saya bukan Ekonom dan juga bukan Politikus, namun tetap ingin mengikuti perkembangannya; tentu sebatas pandangan seorang yang awam dibidang ekonomi-politik.

Hasil pengamatan yang didapat selama kurun waktu tiga tahun terakhir ini, situasi dan kondisi kehidupan politik tidak meteda. Tetap saja hangat-hangat panas. Ini mungkin dipicu oleh, terutama sikap-perilaku para elit politiknya sendiri yang begitu responsif terhadap setiap perkembangan yang muncul dipermukaan. Tentu saja kontrol sosial-politik paling santer datang dari kelompok yang merasa paling beroposisi dengan kelompok pemerintahan yang ada dan yang sedang berlangsung.

Perdebatan terbuka tentang perbedaan pandangan politik dirasakan warga-masyarakat setiap hari melalui bermacam saluran media yang telah lengkap dimiliki warga, seperti misalnya –salah satunya– melalui media-sosial online.

Bersamaan dengan terus menghangatnya suhu perpolitikan kita, tersiar kabar tentang nilai rupiah yang terpuruk dari waktu-kewaktu. Disatu pihak ada yang menjelaskan merosotnya nilai rupiah disebabkan oleh karena menguatnya ekonomi negara Adidaya, Amerika Serikat. Dilain fihak mengatakan disebabkan oleh adanya ‘Congkrah Politik’ dalam negeri yang tiada jedanya.

Hmm, inilah catatan saya. Sebuah pengamatan pribadi yang tentu jauh dari akurat dan amat subyektif. Selamat Petang dan Salam Hangat Selalu.

Gaduh Politik Masih Hangat di Tahun 2015

Pada tahun 2015 ini, masih saja diwarnai dengan keadaan gaduh dari pada kehidupan perpolitikan di tanah air.

Entahlah mengapa ko senang sekali dengan keadaan seperti ini. Seakan tidak dapat hidup tanpa kegaduhan politik. Ataukah karena sedang kemaruk politik pasca pemilu 2014 yang diterus-teruskan? Tidak tahu juga.

Masalahnya jikalau keadaan gaduh yang cenderung kacau, jelas akan mempengaruhi kelancaran dan kemajuan pembangunan Indonesia. Selain itu investor asing enggan menanamkan modalnya di negeri ini. Dengan konsekuensi kemungkinan terus menurunnya nilai tukar rupiah terhadap US dolar.

Tentu kita semua berharap akan adanya kesadaran dari para pelaku politik praktis agar lebih mengutamakan kemantapan kondisi negeri dibidang kehidupan lainnya terutama bidang sosial-ekonomi. Semoga.

Kapolri Berpenampilan Lemah Lembut

Indonesia tidak resah lagi setelah memiliki Kapolri yang baru. Sebab teka-teki siapa gerangan figur Kapolri yang akan terpilih telah terjawab. Bahwasanya sebulan yang lalu (17/04) presiden RI, Joko Widodo telah memilih dan melantik Komjen Pol Badrodin Haiti di Istana Negara, Jakarta sebagai Kapolri yang baru, menggantikan Komjen Pol Soetarman yang diberhentikan dengan hormat.

Sedangkan posisi Wakapolri di gantikan oleh Komjen Pol Budi Gunawan yang sebelumnya diajukan sebagai calon Kapolri oleh presiden. Namun hal itu batal oleh adanya kontroversi rekening gendut Budi Gunawan yang lalu ia dijadikan tersangka oleh KPK. Kemudian dalam sidang tuntutan Praperadilan di PTUN dapat dimenangkannya.

Mantan Wakapolri, Badrodin Haiti yang berpenampilan kalm dan lemah lembut ini kini telah menjadi orang pertama di institusi Polri. Tentu banyak tugas -tugas besar menantinya. Mulai dari membenahi performance internal Polri sendiri sampai dengan output kinerja Polri mendatang.

Diharapkan ditangan dinginnya, kharakter yang tenang dan lemah lembut penuh kehati-hatian kinerja Polri kedepan dapat lebih asertif dan efektif dengan mengutamakan pendekatan profesionalitas Polri.

 

bacaan: http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2015/04/150417_kapolri_haiti_dilantik

Siapa Calon Kapolri yang Akan Terpilih?

Singkat cerita, beberapa waktu kemudian setelah Sidang Praperadilan BG di PN Jakarta Selatan diterima dimana diputuskan bahwa tuduhan KPK atas diri BG tidak syah karena tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat, maka terbuka kembali peluang BG untuk maju menjadi calon Kapolri.

Namun ternyata dalam waktu yang hampir bersamaan, presiden Joko Widodo telah mendapatkan pengganti posisi BG yang terkendala kasus hukum. Calon pengganti yang kini telah diusulkan oleh presiden ke DPR untuk disetujui itu adalah Badroddin Haiti (BH), yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolri.

Dikabarkan bahwa semua Fraksi di DPR menyetujui pencalonan BH sebagai calon Kapolri, ini berarti BH telah lulus Uji Kelayakan untuk bisa maju sebagai Calon Kapolri.

Selanjutnya perkembangan lebih lanjut tentang polemik siapa yang pantas menjadi calon Kapolri mendatang tinggal menunggu proses dan prosedurnya.

Perihalnya pengisian jabatan Wakapolri yang akan lowong nantinya juga ada kabar akan diberikan kepada BG sebagai kesempatan kedua. Namun itu bergantung kepada kebijakan Kapolri terpilih. Semoga suksesi kepemimpinan di tubuh Polri berjalan lancar, kita nantikan saja.

Pra Peradilan BG Dikabulkan

Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta Selatan kemarin, hari Senen (16/02) menggelar sidang kembali Kasus gugatan Pra Peradilan BG dengan agenda pembacaan putusan hakim tunggal, Sarpin Rizaldi. Penetapan putusan hakim yang mengadili perkara ini dibacakan sendiri olehnya.

Dalam amar putusannya pada pokoknya sidang pengadilan mengabulkan gugatan pihak Pemohon (baca: dalam hal ini BG) atas tuduhan TSK oleh pihak Termohon (baca: dalam hal ini KPK), untuk sebagiannya. Dan menolak atau men-kesampingkan eksepsi termohon untuk seluruhnya, karena penetapan termohon menjadikan BG sebagai TSK adalah tidak berdasarkan Hukum yang mengikat.

Kini BG sudah terbebas dari status TSK yang dituduhkan oleh KPK. Nama baiknya pada versi sidang pra peradilan ini secara serta merta telah terpulihkan. Kemudian pada hari itu juga BG melaporkan tentang hasil sidangnya kepada presiden Jokowi di Istana Kepresidenan. Jokowi memberi selamat. Dan memberikan keterangan bahwa untuk masalah lain-lainnya akan dilakukan dalam waktu dekat.

Sang presiden memang sedang menunggu hasil sidang pra peradilan ini, dan sekarang sudah jelas dan selesai, bahwa BG terbebas dari segala tuduhan oleh KPK. Pertanyaannya sekarang apakah BG akan jadi dilantik oleh presiden menjadi Ka Polri ?  Masih belum tahu. Karena rupanya putusan sidang ini bukan satu-satunya instrumen yang harus digunakan oleh presiden. Singkat kata, presiden masih perlu mempertimbangkan hal-hal lainnya yang juga penting diperhatikan mengingat negeri ini sedang dilanda oleh berbagai permasalahan yang bertumpuk-tumpuk.

Salah satu pertimbangan lain itu dimaksudkan antara lain adalah seperti peta sebelumnya yaitu presur publik yang tidak menghendaki BG menjadi Ka Polri. Disisi lain DPR dan MPR serta terutama Partai-partai dalam Koalisi KIH menghendaki BG segera dilantik menjadi Ka Polri.

Bagi kita semua, yang notabene merupakan warga yang juga hidup didalam negara yang menganut sistem demokrasi yang tentu diatur oleh hukum atau aturan perundang-undangan memiliki hak dan kewajiban sama. Artinya siapapun bisa terkena masalah seperti apa yang dialami BG. Dan bagi para petugas penegak hukum, dalam hal ini terutama KPK harus lebih berhati-hati, tidak gegabah dalam menentukan dakwaannya kepada seseorang untuk menjadikannya tersangka dalam kasus pidana korupsi. Sebab dengan mendakwakan seseorang menjadi tersangka akan memiliki konsekuensi serius dan berat.

 

Demikianlah untuk sementara ini perkembangan kasus BG dan KPK ini. Selanjutnya apa yang akan terjadi pada pasca putusan sidang pra peradilan BG ini marilah kita simak bersama. Tulisan ini hanya sekedar berupaya membantu memberi catatan sebagian dari kisahnya. Wassalam penulis.

*sumber: diambil dari berbagai sumber