Nazaruddin Membuka Borok Partai Demokrat

Perkembangan Kasus Nazaruddin makin mengkerucut. Melalui SMS BBM ia membeberkan kemana saja aliran Dana dibagikan. Tak pelak lagi berita ini menjadi santapan empuk mas media. Tersebarlah dengan cepat kabar miring ini keseluruh penjuru wilayah Indonesia dan sekitarnya. Hal ini membuat para pengurus partai kelabakan. Bahkan para pendiri partai beberapa hari lalu berkumpul untuk membentuk forum komunikasi guna memberikan sumbangsih pemikiran agar partai berlambang mercy ini, bisa keluar dengan cepat dari kemelut yang melanda.

Aliran dana menurut Nazaruddin telah dibagikan kepada beberapa petinggi partai. Namun apa yang diungkapkan itu ditepis dan membalik arah dengan gugatan pencemaran nama baik.

Beberapa spekulasi megatakan bahwa mungkin oleh karena merasa diri habis manis sepah dibuang, kemudian membeberkan semua borok- borok yang ada dalam tubuh partai. Kini Nazarudin berstatus dari sebagai saksi menjadi tersangka. Sehingga tak ada cara lain lagi, kecuali membuka semua aib partai yang selama ini tidak diketahui. Awam hanya mengetahui luarnya saja, so pasti. Ternyata apa yang terjadi didalam tubuh partai amat membeliakkan mata dan hati orang yang mendengar kabar perseteruan antar anggota partai yang sedang memegang tampuk pemerintahan di negeri luas dan kaya, Indonesia.

Sementara itu, pengacara Nazaruddin, OC Kaligis menerangkan bahwa dalam dua bulan kedepan ini tak mungkin Nazaruddin akan pulang kembali dari pelariannya di Singapura ketanah air. Lantaran tidak percaya dengan sisitim peradilan di negeri gemah- ripah loh jinawi ini. Katanya penuh rekayasa dan akan mengkorbankan kliennya.

Difihak lain KPK sebagai institusi yang ditunjuk dan berwenang mengatasi kasus pelik ini terkesan lambat dalam menangani kasus. Justru sebaliknya mas media selalu lebih dahulu mengetahui perkembangannya. Seolah- olah kasus ini diadili oleh mas media, oleh Pers. Menjadi terbalik memang. Mungkin oleh karena Pers merasa terpanggil sebagai kekuatan keempat, setelah ketiga pilar penyelenggara negara dianggap kurang efektif dalam menangani masalah bangsa. Kemudian merasa perlu menempel ketat dan megawal kebijakan pemerintah yang dalam hal ini kasus besar yang menimpa Partai Demokrat yang sedang berkuasa.

Sebagai warga biasa, kita tentu mengharapkan agar peristiwa ini bisa segera terungkap dan teratasi dengan baik. Sebab masalah yang utama yang dihadapi bangsa ini selama terjadi konflik politik, terbengkelaikan. Andai sedang dilaksanakan, hanya asal jalan akibatnya tersendat- sendat oleh sistem birokrasi yang berbelit- belit. Pelayanan publik menjadi tidak efektif lagi. Mengakibatkan terjadinya distrust yang tinggi terhadap pemerintah.

Tinggalkan komentar